Medan- Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) Medan, Dr Anang Anas Azhar MA menilai, sejumlah kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump semakin mencemaskan dunia Islam.
"Sejak Trump memimpin Amerika, semakin hari kebijakannya mencemaskan sejumlah negara di dunia Islam," kata Anang Anas Azhar kepada wartawan, di Medan, Kamis (2/2).
Tak hanya dunia Islam kata Anang, negara maju lainnya seperti Tiongkok justru akan menjadi negara pertama yang berhadapan dengan pemerintahan Donald Trump empat tahun ke depan. Efek dominan dari kemenangan Trump akan ada perubahan menarik dalam pemerintahan Amerika Serikat. Dan sejumlah fakta mulai terlihat.
Dikatakan, Trump lebih fokus pada politik ekonomi dalam negeri Amerika Serikat, khususnya dalam mengatur kebijakan ekonomi AS. Trump dinilai akan menekankan beberapa kebijakan ekonomi yang terfokus pada penguatan iklim pengusaha dan pebisnis dalam negeri.
"Kebijakan-kebijakan ekonomi Trump nampaknya lebih berpihak pada kalangan menengah atas seperti dalam permasalahan pajak dan juga memperkuat para pengusaha lokal di Amerika," kata Anang.
Dia menilai kebijakan Trump seperti yang bakal dilakukannya terhadap Tiongkok, akan terjadi bagi negara-negara sekawasan Timur Tengah. Kebijakan Trump, harus diakui, sangat berbeda dengan Presiden Barack Obama memimpin, terlihat aman dan damai. Bahkan, perang kutub ekonomi Amerika dan Timur Tengah tidak terjadi signifikan. Namun, sejak Trump dilantik tingkat kekhawatiran negara-negara di kawasan Timurr Tengah semakin mengancam, khususnya dunia Islam.
"Setidaknya harus ada perlawanan strategi yang ditujukan kepada kebijakan Trump, agar dunia Islam tidak terpojokkan dengan kebijakan yang dilakukan Trump," kata Anang Anas.
Sejumlah fakta kata Anang, isi kampanye politik Donald Trump sebelum presiden banyak menggulirkan isu keagamaan, khususnya kepada umat Islam. Umat Islam di Amerika khawatir ketika Trump menjadi presiden. "Dan ini menjadi kenyataan dengan munculnya kebijakan-kebijakan yang kontroversial," katanya.
Trump kata duam dikenal sebagai calon yang anti terhadap umat Islam. Sejumlah analisis komunikasi politik, ternyata memberi gambaran bahwa umat Islam sebagai kelompok minoritas di Amerika bakal tertindas.
"Jangankan di Amerika Serikat negara-negara yang ada sekawasan Timur Tengah pun akan merasakan tindasan itu. Tindasan yang dilakukan Trump ke kawasan Timur Tengah, dilakukan melalui perang ekonomi dengan mengekploitasi kekayaan minyak negara penghasil minyak paling banyak di kawasan Timur Tengah," katanya.**
"Sejak Trump memimpin Amerika, semakin hari kebijakannya mencemaskan sejumlah negara di dunia Islam," kata Anang Anas Azhar kepada wartawan, di Medan, Kamis (2/2).
Tak hanya dunia Islam kata Anang, negara maju lainnya seperti Tiongkok justru akan menjadi negara pertama yang berhadapan dengan pemerintahan Donald Trump empat tahun ke depan. Efek dominan dari kemenangan Trump akan ada perubahan menarik dalam pemerintahan Amerika Serikat. Dan sejumlah fakta mulai terlihat.
Dikatakan, Trump lebih fokus pada politik ekonomi dalam negeri Amerika Serikat, khususnya dalam mengatur kebijakan ekonomi AS. Trump dinilai akan menekankan beberapa kebijakan ekonomi yang terfokus pada penguatan iklim pengusaha dan pebisnis dalam negeri.
"Kebijakan-kebijakan ekonomi Trump nampaknya lebih berpihak pada kalangan menengah atas seperti dalam permasalahan pajak dan juga memperkuat para pengusaha lokal di Amerika," kata Anang.
Dia menilai kebijakan Trump seperti yang bakal dilakukannya terhadap Tiongkok, akan terjadi bagi negara-negara sekawasan Timur Tengah. Kebijakan Trump, harus diakui, sangat berbeda dengan Presiden Barack Obama memimpin, terlihat aman dan damai. Bahkan, perang kutub ekonomi Amerika dan Timur Tengah tidak terjadi signifikan. Namun, sejak Trump dilantik tingkat kekhawatiran negara-negara di kawasan Timurr Tengah semakin mengancam, khususnya dunia Islam.
"Setidaknya harus ada perlawanan strategi yang ditujukan kepada kebijakan Trump, agar dunia Islam tidak terpojokkan dengan kebijakan yang dilakukan Trump," kata Anang Anas.
Sejumlah fakta kata Anang, isi kampanye politik Donald Trump sebelum presiden banyak menggulirkan isu keagamaan, khususnya kepada umat Islam. Umat Islam di Amerika khawatir ketika Trump menjadi presiden. "Dan ini menjadi kenyataan dengan munculnya kebijakan-kebijakan yang kontroversial," katanya.
Trump kata duam dikenal sebagai calon yang anti terhadap umat Islam. Sejumlah analisis komunikasi politik, ternyata memberi gambaran bahwa umat Islam sebagai kelompok minoritas di Amerika bakal tertindas.
"Jangankan di Amerika Serikat negara-negara yang ada sekawasan Timur Tengah pun akan merasakan tindasan itu. Tindasan yang dilakukan Trump ke kawasan Timur Tengah, dilakukan melalui perang ekonomi dengan mengekploitasi kekayaan minyak negara penghasil minyak paling banyak di kawasan Timur Tengah," katanya.**
0 comments:
Post a Comment