Meski berbeda bendera saat kuliah di IAIN Sumatera Utara, Medan, tetapi perbedaan itu bukan memecah kami dalam kuliah. Justru memperkuat bathin kami sampai saat ini. Adalah abangda Yakhman Hulu, beliau aktif di HMI dan kuliah di Fakultas Dakwah stambuk 1992, dan saya Anang Anas Azhar di IMM di fakultas yang sama kuliah stambuk 1993. Keduanya bertemu di sebuah restoran terbilang sederhana di Medan, Minggu (26/2).
Penampilan abangku ini, dari dulu tak pernah pudar. Semangat berbuat, jiwa bersilaturrahim pun tak pernah lekang dari bathinnya, meski usianya bertambah tetapi ikatan bersaudara tetap mengukuhkan dirinya sebagai alumni yang kuat menjaga silaturrahim. Meski jauh di Gunungsitoli, niat menyapa sesama teman saat di Medan, membuktikan seniorku yang satu ini benar-benar mempanjang umur.
Begitu ketemu, sikap ramahnya langsung terlihat. Saling menyapa apa kabar Tuan? Spontanitas saya menjawab baik bang. Kebetulan, saya dan seniorku ini ingin bertukar pikiran. Begitu sampai, saya langsung mengambil buku yang sudah pernah kujanjikan kepada beliau. Dalam pertemuan itu, banyak hal yang kami perbincangkan, mulai dari persoalan sekecilnya sampai persoalan peradaban bangsa ini.
Buku yang berjudul Pencitraan Politik Elektoral, yang merupakan karya pertama saya ini, saya kira tepat dijadikan referensi untuk memperkaya khazanah politik di negeri ini, termasuk seniorku ini, karena buku ini sudah lama dinantikan oleh beliau dan ingin menerima buku ini seperti teman, pejabat lainnya yang sudah lebih dahulu menerima buku ini.
Dia menyampaikan rasa bangganya atas buku yang sudah diterimanya. "Sudah ada tidak yang menerima buku ini di Nias selain saya, kalau tidak ini yang pertama saya membawa buku Anang ke bumi Nias," katanya. Spontas saya menjawab, belum ada bang. "Baru abanglah yang membawa buku ini," ujar Anang.
Saya hanya berucap kepada seniorku ini dengan ucapan terimakasih. Saya hanya bilang, semoga buku ini ikut menginspirasi abangda sebagai senior. Kemudian dapat bermanfaat di Nias. Salam takzim kepada seniorku yang tetap menginspirasiku. Terimakasih Seniorku!!
Penampilan abangku ini, dari dulu tak pernah pudar. Semangat berbuat, jiwa bersilaturrahim pun tak pernah lekang dari bathinnya, meski usianya bertambah tetapi ikatan bersaudara tetap mengukuhkan dirinya sebagai alumni yang kuat menjaga silaturrahim. Meski jauh di Gunungsitoli, niat menyapa sesama teman saat di Medan, membuktikan seniorku yang satu ini benar-benar mempanjang umur.
Begitu ketemu, sikap ramahnya langsung terlihat. Saling menyapa apa kabar Tuan? Spontanitas saya menjawab baik bang. Kebetulan, saya dan seniorku ini ingin bertukar pikiran. Begitu sampai, saya langsung mengambil buku yang sudah pernah kujanjikan kepada beliau. Dalam pertemuan itu, banyak hal yang kami perbincangkan, mulai dari persoalan sekecilnya sampai persoalan peradaban bangsa ini.
Buku yang berjudul Pencitraan Politik Elektoral, yang merupakan karya pertama saya ini, saya kira tepat dijadikan referensi untuk memperkaya khazanah politik di negeri ini, termasuk seniorku ini, karena buku ini sudah lama dinantikan oleh beliau dan ingin menerima buku ini seperti teman, pejabat lainnya yang sudah lebih dahulu menerima buku ini.
Dia menyampaikan rasa bangganya atas buku yang sudah diterimanya. "Sudah ada tidak yang menerima buku ini di Nias selain saya, kalau tidak ini yang pertama saya membawa buku Anang ke bumi Nias," katanya. Spontas saya menjawab, belum ada bang. "Baru abanglah yang membawa buku ini," ujar Anang.
Saya hanya berucap kepada seniorku ini dengan ucapan terimakasih. Saya hanya bilang, semoga buku ini ikut menginspirasi abangda sebagai senior. Kemudian dapat bermanfaat di Nias. Salam takzim kepada seniorku yang tetap menginspirasiku. Terimakasih Seniorku!!
0 comments:
Post a Comment