Medan - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Dr Anang Anas Azhar MA memprediksi, pendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih cenderung pindah ke pasangan Anies-Sandi, meski AHY bersikap nonblok dalam putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.
"Saya kira tidak ada pengaruh pendukung AHY ke Ahok-Djarot meski AHY nonblok. Posisi nonblok justru menguntungkan pendukung AHY memilih Anies-Sandi," kata Anang Anas Azhar menjawab wartawan, di Medan, Kamis (16/3).
Anang yang juga dosen Pascasarjana UINSU ini menegaskan, penndukung AHY jika diklasifikasikan masuk pada ranah masyarakat menengah ke atas. Jadi, meski mengambil sikap nonblok di putaran kedua pilgub DKI, sebagian besar pendukung AHY tetap memilih pasangan Anies-Sandi.
Anang menilai, sikap AHY nonblok tersebut akan diikuti sikap Partai Demokrat dalam menentukan sikap pada putaran kedua. "Tidak segampang itu AHY mengambil sikap nonblok. Sangat dipastikan, pastila AHY berkoordinasi dulu dengan SBY, sebagai pemegang kendali di Demokrat," katanya.
Dikatakan keputusan AHY tidak mendukung Anies dengan tetap menjaga netralitas, tidak membawa efek besar kepada peralihan suara demokrat ke Ahok. Justru yang terjadi sebaliknya, pendukung AHY lebih leluasa memenangkan pasangan Anies-Sandi.
"Untuk saat ini, saya kira tidak bisalah kita menggiring-giring, dan harus memilih Ahok di putaran kedua. Pemilih AHK sudah cerdas, apakah ke Ahok atau ke Anies," kata Anang Anas Azhar.
Dikatakan, sentimen pemilih AHY juga tidak boleh disamaratakan. Artinya, latarbelakang agama dan etnis juga harus diperhatikan. Oleh karenanya, kata Anang, tidak dapat diklaim juga jika seluruh pendukung AHY memilih Anies-Sandi.
"Tapi kalau sebagian ke Ahok juga ada. Tapi tipis kemungkinannya di atas 5 persen. Keputusan itu juga menghancurkan mitos politik yang diciptakan calon nomor tiga, bahwa AHY akan pindah ke Anies," katanya.**
"Saya kira tidak ada pengaruh pendukung AHY ke Ahok-Djarot meski AHY nonblok. Posisi nonblok justru menguntungkan pendukung AHY memilih Anies-Sandi," kata Anang Anas Azhar menjawab wartawan, di Medan, Kamis (16/3).
Anang yang juga dosen Pascasarjana UINSU ini menegaskan, penndukung AHY jika diklasifikasikan masuk pada ranah masyarakat menengah ke atas. Jadi, meski mengambil sikap nonblok di putaran kedua pilgub DKI, sebagian besar pendukung AHY tetap memilih pasangan Anies-Sandi.
Anang menilai, sikap AHY nonblok tersebut akan diikuti sikap Partai Demokrat dalam menentukan sikap pada putaran kedua. "Tidak segampang itu AHY mengambil sikap nonblok. Sangat dipastikan, pastila AHY berkoordinasi dulu dengan SBY, sebagai pemegang kendali di Demokrat," katanya.
Dikatakan keputusan AHY tidak mendukung Anies dengan tetap menjaga netralitas, tidak membawa efek besar kepada peralihan suara demokrat ke Ahok. Justru yang terjadi sebaliknya, pendukung AHY lebih leluasa memenangkan pasangan Anies-Sandi.
"Untuk saat ini, saya kira tidak bisalah kita menggiring-giring, dan harus memilih Ahok di putaran kedua. Pemilih AHK sudah cerdas, apakah ke Ahok atau ke Anies," kata Anang Anas Azhar.
Dikatakan, sentimen pemilih AHY juga tidak boleh disamaratakan. Artinya, latarbelakang agama dan etnis juga harus diperhatikan. Oleh karenanya, kata Anang, tidak dapat diklaim juga jika seluruh pendukung AHY memilih Anies-Sandi.
"Tapi kalau sebagian ke Ahok juga ada. Tapi tipis kemungkinannya di atas 5 persen. Keputusan itu juga menghancurkan mitos politik yang diciptakan calon nomor tiga, bahwa AHY akan pindah ke Anies," katanya.**
0 comments:
Post a Comment