Medan - DPD I Partai Golkar Sumut memastikan akan mengusung kadernya sendiri, yakni Ngogesa Sitepu untuk bertarung dalam Pilkada Sumut (Pilgubsu) 2018. Namun, penetapan resmi Bupati Langkat tersebut sebagai calon Gubsu menunggu keputusan DPP.
Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut Irham Buana Nasution menegaskan, bagi mereka, Ngogesa sebagai calon Gubsu harga mati. Menurutnya, sebagai partai pemenang Pemilu 2014 di Sumut, Golkar tak mungkin melirik calon gubernur dari partai atau tokoh lain.
"Sudah hampir dipastikan Partai Golkar usung calon sendiri untuk Pilgubsu 2018," kata Irham, Rabu (29/3).
Mantan Ketua KPU Sumut ini mengatakan, seluruh kader dan pengurus Golkar mulai dari desa sampai DPD menginginkan agar Ngogesa diusung sebagai calon gubernur. DPD pun sudah memutuskan bahwa Ngogesa Sitepu akan menjadi prioritas untuk didukung.
"Bukan hanya karena Ngogesa sebagai Ketua DPD Golkar Sumut, namun juga melihat dari jejak rekam Ngogesa sebagai Bupati Langkat dua periode. Keputusan (DPD Golkar Sumut) ini tinggal kita laporkan ke DPP Golkar," terangnya.
Irham menepis kemungkinan Golkar merapat ke Erry Nuradi, yang juga menjabat Gubsu, dengan memposisikan Ngogesa sebagai calon Wakil Gubsu.
Menurutnya, isu itu sengaja dikembangkan oleh kubu Erry untuk mencari popularitas semata. Sebagai pemilik kursi terbanyak di DPRD Sumut, Golkar tak mungkin rela menjadi nomor dua. Apalagi, Erry yang notabene sebagai Ketua DPW Partai NasDem hanya memiliki 5 kursi di DPRD Sumut.
Justru yang terjadi, menurut Irham, partai menengahlah yang akan merapat ke Golkar, bukan sebaliknya. "Masa kita mau jadi wakil dari partai yang hanya mempunyai 5 kursi di DPRD Sumut, itu kan sangat tidak mungkin," tegasnya.
Irham mengatakan, paling lambat Juni sudah ada deklarasi Ngogesa sebagai calon Gubsu. "Kita usahakan deklarasi itu bersamaan dengan calon kepala daerah lain yang diusung partai Golkar," ujarnya.
Mantan Direktur LBH Medan ini menyebut, Golkar sudah menjaring beberapa nama untuk dipasangkan dengan Ngogesa Sitepu di Pilgubsu. Ngogesa, kata dia, menginginkan agar sosok yang mendampinginya kelak merupakan pemersatu.
"Sudah ada beberapa nama yang kita lihat, ada dari kalangan parpol, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh lintas agama. Paling lambat Juni sudah kita umumkan," ucapnya.
Sementara, PDIP hingga saat ini masih belum menentukan sikap. Dengan keharusan koalisi untuk bisa mengusung paslon di Pilgub 2018, PDIP pun membuka komunikasi dengan partai lain.
Menurut Sekretaris DPD PDIP Sumut Sutarto, sebagai partai pemilik kursi terbanyak kedua di DPRD Sumut (16), partai banteng pastinya menginginkan kadernya diusung sebagai calon gubernur, bukan wakil.
"Sampai hari ini kita masih mencermati. Kita belum mengarah. Memang sudah ada komunikasi dengan partai lain maupun tokoh-tokoh. Ada Tengku Erry, Edi Rahmayadi, Ngogesa, dari eksternal. Lalu di internal ada Japorman, Maruarar, Junimart, Pak Sukur," katanya.
Menurut Sutarto, DPD pada waktunya akan membuka penjaringan yang akan dimulai Mei-Juli. Lalu dilakukan penyaringan dan hasilnya diserahkan ke DPP untuk ditentukan siapa calon yang diusung. "PDIP punya 16 kursi tentu akan prioritaskan nomor satu. Tapi politik itu kan dinamis," katanya.
Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara Warjio menilai, pertarungan politik di Pilgubsu 2018 akan menarik. Sebab, akan banyak kepala daerah yang bakal meramaikan bursa pemilihan.
"Ini akan jadi adu gagasan kepala daerah, kalau kepala daerahnya baik memimpin daerahnya, maka sudah pasti masyarakatnya bakal memberikan dukungan," tuturnya.
Melihat jumlah perolehan kursi masing-masing partai di DPRD Sumut yang tidak satu pun memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon sendiri (minimal 20 kursi), dia meyakini hanya akan ada tiga pasangan calon yang akan muncul.
"Kalau ada calon independen akan lebih ramai, kalau dari dukungan parpol setidaknya hanya 3 pasangan calon," terangnya.** mb
Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut Irham Buana Nasution menegaskan, bagi mereka, Ngogesa sebagai calon Gubsu harga mati. Menurutnya, sebagai partai pemenang Pemilu 2014 di Sumut, Golkar tak mungkin melirik calon gubernur dari partai atau tokoh lain.
"Sudah hampir dipastikan Partai Golkar usung calon sendiri untuk Pilgubsu 2018," kata Irham, Rabu (29/3).
Mantan Ketua KPU Sumut ini mengatakan, seluruh kader dan pengurus Golkar mulai dari desa sampai DPD menginginkan agar Ngogesa diusung sebagai calon gubernur. DPD pun sudah memutuskan bahwa Ngogesa Sitepu akan menjadi prioritas untuk didukung.
"Bukan hanya karena Ngogesa sebagai Ketua DPD Golkar Sumut, namun juga melihat dari jejak rekam Ngogesa sebagai Bupati Langkat dua periode. Keputusan (DPD Golkar Sumut) ini tinggal kita laporkan ke DPP Golkar," terangnya.
Irham menepis kemungkinan Golkar merapat ke Erry Nuradi, yang juga menjabat Gubsu, dengan memposisikan Ngogesa sebagai calon Wakil Gubsu.
Menurutnya, isu itu sengaja dikembangkan oleh kubu Erry untuk mencari popularitas semata. Sebagai pemilik kursi terbanyak di DPRD Sumut, Golkar tak mungkin rela menjadi nomor dua. Apalagi, Erry yang notabene sebagai Ketua DPW Partai NasDem hanya memiliki 5 kursi di DPRD Sumut.
Justru yang terjadi, menurut Irham, partai menengahlah yang akan merapat ke Golkar, bukan sebaliknya. "Masa kita mau jadi wakil dari partai yang hanya mempunyai 5 kursi di DPRD Sumut, itu kan sangat tidak mungkin," tegasnya.
Irham mengatakan, paling lambat Juni sudah ada deklarasi Ngogesa sebagai calon Gubsu. "Kita usahakan deklarasi itu bersamaan dengan calon kepala daerah lain yang diusung partai Golkar," ujarnya.
Mantan Direktur LBH Medan ini menyebut, Golkar sudah menjaring beberapa nama untuk dipasangkan dengan Ngogesa Sitepu di Pilgubsu. Ngogesa, kata dia, menginginkan agar sosok yang mendampinginya kelak merupakan pemersatu.
"Sudah ada beberapa nama yang kita lihat, ada dari kalangan parpol, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh lintas agama. Paling lambat Juni sudah kita umumkan," ucapnya.
Sementara, PDIP hingga saat ini masih belum menentukan sikap. Dengan keharusan koalisi untuk bisa mengusung paslon di Pilgub 2018, PDIP pun membuka komunikasi dengan partai lain.
Menurut Sekretaris DPD PDIP Sumut Sutarto, sebagai partai pemilik kursi terbanyak kedua di DPRD Sumut (16), partai banteng pastinya menginginkan kadernya diusung sebagai calon gubernur, bukan wakil.
"Sampai hari ini kita masih mencermati. Kita belum mengarah. Memang sudah ada komunikasi dengan partai lain maupun tokoh-tokoh. Ada Tengku Erry, Edi Rahmayadi, Ngogesa, dari eksternal. Lalu di internal ada Japorman, Maruarar, Junimart, Pak Sukur," katanya.
Menurut Sutarto, DPD pada waktunya akan membuka penjaringan yang akan dimulai Mei-Juli. Lalu dilakukan penyaringan dan hasilnya diserahkan ke DPP untuk ditentukan siapa calon yang diusung. "PDIP punya 16 kursi tentu akan prioritaskan nomor satu. Tapi politik itu kan dinamis," katanya.
Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara Warjio menilai, pertarungan politik di Pilgubsu 2018 akan menarik. Sebab, akan banyak kepala daerah yang bakal meramaikan bursa pemilihan.
"Ini akan jadi adu gagasan kepala daerah, kalau kepala daerahnya baik memimpin daerahnya, maka sudah pasti masyarakatnya bakal memberikan dukungan," tuturnya.
Melihat jumlah perolehan kursi masing-masing partai di DPRD Sumut yang tidak satu pun memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon sendiri (minimal 20 kursi), dia meyakini hanya akan ada tiga pasangan calon yang akan muncul.
"Kalau ada calon independen akan lebih ramai, kalau dari dukungan parpol setidaknya hanya 3 pasangan calon," terangnya.** mb
0 comments:
Post a Comment