Medan - Siapa yang menyangka, ketika langkah, rezeki, pertemuan dan maut mendatangi kita bergantian. Lamban tapi pasti datang, kita pasti akan melalui tahapan tersebut.
Sabtu (4/3/2017) pukul 20.00 WIB, saya ditelpon teman yang sudah lama tidak ketemu, Handphone berdering dan meminta agar bertemu sekedar ingin silaturrahim saja dengan saya. Selang beberapa waktu, teman saya itu ternyata Arnan Lubis M.Sos (foto).
Beliau merupakan adik kelas saya, ketika menempuh kuliah di IAIN Sumut. Maklum karena sibuk masing-masing, kami pun menamatkan kuliah masing-masing, kami terpisah untuk mencari hidup di negeri orang.
Junior yang satu ini, pernah menjabat Ketua Umum PK Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Dakwah IAIN Sumut. Arnan terbilang mahasiswa yang selesai kuliah tepat waktu. Selama kuliah ia melakoni dirinya sebagai aktivis mahasiswa di IMM, tak ketinggalan pula dirinya tetap belajar untuk tidak mengabaikan kuliah dari harapan kedua orang tuanya dari kampung.
Usai selesai di S1, ia pun melanjutkan kuliah S2 di IAIN Sumut. Ketepatan, saya dan Arnan Lubis satu lokal, namun meski saya agak lama menyelesaikan studi S2, rupanya Arnan Lubis ternyata lebih lama lagi menyelesaikan kuliah S2 di UIN Sumut. Maklum, karena harus merantau ke negeri orang di Nias, ia pun harus meninggalkan kuliah sampai mencari nafkah kehidupan di Nias.
Tak berapa lama, Arnan Lubis menemukan pasangan hidupnya dari Nias. Ia pun mempersunting pendampingnya orang Nias. Maklum, selama ini tak sia-sialah, mengapa harus merantau ke negeri orang untuk mencari pendamping.
Siapa yang menduga, saat ini Arnan Lubis sudah sukses di negeri perantau, ia sudah PNS dan menyandang gelar di Kementerian Agama RI di Nias. Saat ini Arnan menjabat sebagai Kasi Pendis dan Urusan Haji di Nias Barat. Ini merupakan prestasi luar biasa dari seorang yang gigih menuntut ilmu dan mengabdikan ilmunya di Negeri Nias.
Saat bertemu, Arnan Lubis bertanya kepada saya, mana buku abang, spontan sayapun mengambilkan buku karya saya sendiri untuk diberikan kepada Arnan Lubis. Saya kira tidaklah salah, buku yang di tangan Arnan ini merupakan karya ilmiah dari kakandanya yang pernah aktif di partai politik.
"Insya Allah, buku ini berguna bang untuk generasi. Terimakasih bang atas pemberian buku ini," kata Arnan Lubis. **
Sabtu (4/3/2017) pukul 20.00 WIB, saya ditelpon teman yang sudah lama tidak ketemu, Handphone berdering dan meminta agar bertemu sekedar ingin silaturrahim saja dengan saya. Selang beberapa waktu, teman saya itu ternyata Arnan Lubis M.Sos (foto).
Beliau merupakan adik kelas saya, ketika menempuh kuliah di IAIN Sumut. Maklum karena sibuk masing-masing, kami pun menamatkan kuliah masing-masing, kami terpisah untuk mencari hidup di negeri orang.
Junior yang satu ini, pernah menjabat Ketua Umum PK Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Dakwah IAIN Sumut. Arnan terbilang mahasiswa yang selesai kuliah tepat waktu. Selama kuliah ia melakoni dirinya sebagai aktivis mahasiswa di IMM, tak ketinggalan pula dirinya tetap belajar untuk tidak mengabaikan kuliah dari harapan kedua orang tuanya dari kampung.
Usai selesai di S1, ia pun melanjutkan kuliah S2 di IAIN Sumut. Ketepatan, saya dan Arnan Lubis satu lokal, namun meski saya agak lama menyelesaikan studi S2, rupanya Arnan Lubis ternyata lebih lama lagi menyelesaikan kuliah S2 di UIN Sumut. Maklum, karena harus merantau ke negeri orang di Nias, ia pun harus meninggalkan kuliah sampai mencari nafkah kehidupan di Nias.
Tak berapa lama, Arnan Lubis menemukan pasangan hidupnya dari Nias. Ia pun mempersunting pendampingnya orang Nias. Maklum, selama ini tak sia-sialah, mengapa harus merantau ke negeri orang untuk mencari pendamping.
Siapa yang menduga, saat ini Arnan Lubis sudah sukses di negeri perantau, ia sudah PNS dan menyandang gelar di Kementerian Agama RI di Nias. Saat ini Arnan menjabat sebagai Kasi Pendis dan Urusan Haji di Nias Barat. Ini merupakan prestasi luar biasa dari seorang yang gigih menuntut ilmu dan mengabdikan ilmunya di Negeri Nias.
Saat bertemu, Arnan Lubis bertanya kepada saya, mana buku abang, spontan sayapun mengambilkan buku karya saya sendiri untuk diberikan kepada Arnan Lubis. Saya kira tidaklah salah, buku yang di tangan Arnan ini merupakan karya ilmiah dari kakandanya yang pernah aktif di partai politik.
"Insya Allah, buku ini berguna bang untuk generasi. Terimakasih bang atas pemberian buku ini," kata Arnan Lubis. **
0 comments:
Post a Comment