Medan - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diprediksi bakal tetap bertengger sebagai partai politik papan tengah pada Pemilu 2019. Sebagai basis massanya, PKS masih mempertahankan pemilih kelompok agamais dan intelektual.
"PKS tetap menjadi pilihan favorit kelompok agamais dan intelektual Indonesia. Alasan inilah saya kira, yang menempatkan posisi PKS sebagai partai politik papan tengah," kata Dosen Pascasarjana Universitas Islam Sumatera Utara (UINSU) Dr Anang Anas Azhar MA ketika tampil sebagai nara sumber pada "Seminar PKS Mendengar" 19 Tahun PKS Berkhitmad untuk Indonesia, yang digelar DPD PKS Kota Medan, di Jalan Kenanga Raya Medan, Minggu (9/4).
Selain Anang Anas Azhar, tampil juga nara sumber Dr Warjio dari USU, Ketua DPD PKS Kota Medan Salman Alfarisi Lc dan Pemred Harian Sumut Pos Chairul Hudha. Sebagai pembanding dalam seminar tersebut Ustadz Muhammad Nuh SPdI yang juga Ketua Dewan Syuro DPW PKS Sumut. Acara itu dimoderatori Hamzah Sinaga.
Anang Anas menilai, posisi PKS saat ini sangat strategis. Strategis karena PKS memiliki modal yang luar biasa, terutama dalam memanfatkan modal sosialnya saat turun mendatangi konsituennya. Pencitraan politik PKS yang tergambar selama ini, dapat dilihat dari modal sosialnya.
"Kader-kader PKS banyak yang ikhlas dan turun langsung kepada konsituen. Saya kira ini modal sosial yang dimiliki PKS. Dan ini modal awal yang luar biasa, jika dibanding partai politik lain, kelebihan PKS dan kader mau turun langsung dan mendatangi masyarakat," kata Anang Anas Azhar.
Di sisi lain, poin yang menguatkan PKS berada pada posisi partai politik papan tengah karena jargon politiknya, bersih, peduli dan profesional. "Saya menyarankan, PKS tetap memakai tagline ini, karena dampaknya kepada pemilih sangat baik. Coba anda lihat, ketika PKS memakai tagline ini, Pemilu 2004 dan 2009, PKS mampu bertengger sebagai parpol papan tengah," katanya. **
0 comments:
Post a Comment