Jakarta - Ribuan orang memadati ruangan Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, pada Minggu (2/4) untuk menyaksikan langsung dakwah ulama kenamaan asal India, Zakir Naik.
Tak hanya umat Muslim, para penganut agama lain kabarnya turut antusias. Menurut Ketua Panitia Bandung Safari Dakwah Zakir Naik, Rizky Diansyah, bahkan banyak orang non-Muslim yang sudah mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam acara bertajuk Dakwah or Destruction tersebut.
Naik memang selalu mengundang warga non-Muslim dalam setiap dakwahnya di berbagai negara. Ia dikenal sebagai tokoh yang terbuka untuk mendiskusikan pemikiran Islam dan perbandingannya dengan agama lain.
Dengan cara komparasi ini, Naik ingin meluruskan kembali pandangan publik terhadap Islam yang mulai bergeser sejak insiden serangan pada 11 September 2001 di Amerika Serikat, atau biasa disebut tragedi 9/11. Sejak saat itu, kata Naik, Islam selalu disebut fundamentalis dan agama teroris.
"Muslim harus selalu membela diri untuk Islam sejak 9/11 dan terus menolak dilabeli fundamentalis. Tak ada yang salah jika seorang Muslim disebut fundamentalis. Semua umat Muslim yang baik harus menjadi seorang fundamentalis yang dilengkapi dengan pengetahuan fundamental tentang Islam," ujar Naik sebagaimana dikutip Arab News.
Ia kemudian mengatakan, konsep ini sebenarnya sama saja dengan seorang ilmuwan yang harus memiliki dasar berpikir fundamental dari bidang keilmuannya. Naik pun dikenal sebagai seorang pembicara Muslim yang kerap mendasarkan dakwahnya pada ilmu.
Pria kelahiran 18 Oktober 1965 ini sendiri merupakan akademisi yang menyandang gelar Sarjana Kedokteran dan Bedah dari Universitas Mumbai. Namun sejak 1991, ia meninggalkan dunia medis dan mulai menggeluti dakwah hingga akhirnya mendirikan Islamic Research Foundation.
Ia semakin dikenal dan kerap diundang ke berbagai negara untuk memperkenalkan Islam. Namun menurut sejumlah peserta dakwahnya, Naik kerap melontarkan komentar yang merendahkan agama lain.
Dalam satu ceramahnya, Naik bahkan menyebut semua Muslim harus menjadi teroris. Diberitakan NDTV, Naik mengatakan bahwa jika umat Muslim mau, mereka dapat membuat 80 persen warga India tak lagi hemeluk agama Hindu dan pindah haluan ke Islam.
Tak ayal, perjalanan Naik selalu diliputi kontroversi. Di Arab Saudi, Naik dianugerahi penghargaan sipil tertinggi dari kerajaannya, yaitu Shah Faisal Award. Namun di negaranya sendiri, ia dikecam karena diduga menginspirasi pelaku bom di Mumbai, Rahil Sheikh.
Di Skotlandia, Naik dihujat karena diduga menginsipirasi seorang pemuda untuk melakukan serangan bom di bandar udara Glasgow pada 2007 lalu. Terakhir kali, nama Naik kembali mencuat setelah pelaku bom Tahun Baru di Dhaka, Bangladesh, mengunggah pesan yang mengutip perkataan dari sang tokoh agama tersebut.
Menanggapi pemberitaan ini, Naik berkata, "Saya tidak kaget bahwa seorang Bangladesh terinspirasi oleh saya. Saya setuju, saya menginspirasi orang yang dekat dengan Islam, tapi setiap penggemar tak selalu mengikuti kata-kata saya. Ketika seseorang dekat dengan Islam, ada kemungkinan mereka mendengarkan pembicara lain."
Naik mengatakan, banyak orang sekarang ini menyesatkan Muslim dengan mengatasnamakan ajaran Islam. Namun menurut Naik, Islam tidak pernah mengajarkan membunuh orang yang tak bersalah.
"Sekarang ini, ada banyak orang menjerumuskan Muslim. Atas nama Islam, mereka diperbolehkan membunuh orang tak bersalah, yang betul-betul tak sesuai Alquran. Saya sangat tidak setuju bahwa saya menginspirasi tindakan membunuh orang tak bersalah. Tak ada satu pun perkataan saya yang menyarankan orang untuk membunuh, baik itu Muslim atau pun non-Muslim," kata Naik sebagaimana dikutip The Hindu.
Sebelum melakukan safari dakwah di sejumlah kota Indonesia, Zakir Naik melakukan kunjungan ke beberapa tempat seperti ke DPR/MPR yang juga diterima Ketua MPR Zulkifli Hasan. Kemudian dilanjutkan menemui Majelis Ulama Indonesia. ** dc
Tak hanya umat Muslim, para penganut agama lain kabarnya turut antusias. Menurut Ketua Panitia Bandung Safari Dakwah Zakir Naik, Rizky Diansyah, bahkan banyak orang non-Muslim yang sudah mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam acara bertajuk Dakwah or Destruction tersebut.
Naik memang selalu mengundang warga non-Muslim dalam setiap dakwahnya di berbagai negara. Ia dikenal sebagai tokoh yang terbuka untuk mendiskusikan pemikiran Islam dan perbandingannya dengan agama lain.
Dengan cara komparasi ini, Naik ingin meluruskan kembali pandangan publik terhadap Islam yang mulai bergeser sejak insiden serangan pada 11 September 2001 di Amerika Serikat, atau biasa disebut tragedi 9/11. Sejak saat itu, kata Naik, Islam selalu disebut fundamentalis dan agama teroris.
"Muslim harus selalu membela diri untuk Islam sejak 9/11 dan terus menolak dilabeli fundamentalis. Tak ada yang salah jika seorang Muslim disebut fundamentalis. Semua umat Muslim yang baik harus menjadi seorang fundamentalis yang dilengkapi dengan pengetahuan fundamental tentang Islam," ujar Naik sebagaimana dikutip Arab News.
Ia kemudian mengatakan, konsep ini sebenarnya sama saja dengan seorang ilmuwan yang harus memiliki dasar berpikir fundamental dari bidang keilmuannya. Naik pun dikenal sebagai seorang pembicara Muslim yang kerap mendasarkan dakwahnya pada ilmu.
Pria kelahiran 18 Oktober 1965 ini sendiri merupakan akademisi yang menyandang gelar Sarjana Kedokteran dan Bedah dari Universitas Mumbai. Namun sejak 1991, ia meninggalkan dunia medis dan mulai menggeluti dakwah hingga akhirnya mendirikan Islamic Research Foundation.
Ia semakin dikenal dan kerap diundang ke berbagai negara untuk memperkenalkan Islam. Namun menurut sejumlah peserta dakwahnya, Naik kerap melontarkan komentar yang merendahkan agama lain.
Dalam satu ceramahnya, Naik bahkan menyebut semua Muslim harus menjadi teroris. Diberitakan NDTV, Naik mengatakan bahwa jika umat Muslim mau, mereka dapat membuat 80 persen warga India tak lagi hemeluk agama Hindu dan pindah haluan ke Islam.
Tak ayal, perjalanan Naik selalu diliputi kontroversi. Di Arab Saudi, Naik dianugerahi penghargaan sipil tertinggi dari kerajaannya, yaitu Shah Faisal Award. Namun di negaranya sendiri, ia dikecam karena diduga menginspirasi pelaku bom di Mumbai, Rahil Sheikh.
Di Skotlandia, Naik dihujat karena diduga menginsipirasi seorang pemuda untuk melakukan serangan bom di bandar udara Glasgow pada 2007 lalu. Terakhir kali, nama Naik kembali mencuat setelah pelaku bom Tahun Baru di Dhaka, Bangladesh, mengunggah pesan yang mengutip perkataan dari sang tokoh agama tersebut.
Menanggapi pemberitaan ini, Naik berkata, "Saya tidak kaget bahwa seorang Bangladesh terinspirasi oleh saya. Saya setuju, saya menginspirasi orang yang dekat dengan Islam, tapi setiap penggemar tak selalu mengikuti kata-kata saya. Ketika seseorang dekat dengan Islam, ada kemungkinan mereka mendengarkan pembicara lain."
Naik mengatakan, banyak orang sekarang ini menyesatkan Muslim dengan mengatasnamakan ajaran Islam. Namun menurut Naik, Islam tidak pernah mengajarkan membunuh orang yang tak bersalah.
"Sekarang ini, ada banyak orang menjerumuskan Muslim. Atas nama Islam, mereka diperbolehkan membunuh orang tak bersalah, yang betul-betul tak sesuai Alquran. Saya sangat tidak setuju bahwa saya menginspirasi tindakan membunuh orang tak bersalah. Tak ada satu pun perkataan saya yang menyarankan orang untuk membunuh, baik itu Muslim atau pun non-Muslim," kata Naik sebagaimana dikutip The Hindu.
Sebelum melakukan safari dakwah di sejumlah kota Indonesia, Zakir Naik melakukan kunjungan ke beberapa tempat seperti ke DPR/MPR yang juga diterima Ketua MPR Zulkifli Hasan. Kemudian dilanjutkan menemui Majelis Ulama Indonesia. ** dc
0 comments:
Post a Comment