Medan - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) Dr Anang Anas Azhar MA menilai, Partai Politik (Parpol) yang memiliki keterwakilan kursi di DPRD Sumut masih wait and see, untuk mengusung calon pada pilgubsu 2018 mendatang.
"Sikap kehati-hatian parpol masih tinggi untuk mengusung calon, siapa yang bakal dicalonkan. Seluruh parpol terlihat masih wait and see," kata Anang Anas Azhar di Medan, Kamis (13/7).
Anang berpendapat, sikap parpol di Sumut masih cair. Lobi-lobi politik untuk cagubsu pun, masih terbuka lebar. Kendati PKPI dan PKB sudah menentukan sikap politiknya mendukung incumbent, namun bukan berarti parpol lain tertutup mendukung calon incumbent.
"Komunikasi politik dan lobi-lobi politik masih terbuka. Dinamika politik, pasti berubah-ubah. Makanya, parpol di Sumut masih wait and see, melihat dukungan calon gubsu yang bakal maju," katanya.
Anang memprediksi, dinamika politik akan terjadi dalam menetapkan cagubsu pada detik-detik terakhir. Tak heran, jika parpol besar mengambil sikap politik yang demikian. Ini disebabkan, karena Pilkada Sumut merupakan barometer politik Indonesia.
Anang yang juga Dosen Pascasarjana UIN-SU ini mengatakan, meski seorang calon sudah ditetapkan pencalonannya oleh partai di tingkat propinsi, tetapi tidak otomatis DPP partai tersebut mengusung calon tersebut.
"Yang tidak mendaftarkan pun di partai, dapat dicalonkan DPP. Inilah dinamika politik, yang menentukan akhirnya bukan wilayah, tetapi DPP partai," katanya. **
"Sikap kehati-hatian parpol masih tinggi untuk mengusung calon, siapa yang bakal dicalonkan. Seluruh parpol terlihat masih wait and see," kata Anang Anas Azhar di Medan, Kamis (13/7).
Anang berpendapat, sikap parpol di Sumut masih cair. Lobi-lobi politik untuk cagubsu pun, masih terbuka lebar. Kendati PKPI dan PKB sudah menentukan sikap politiknya mendukung incumbent, namun bukan berarti parpol lain tertutup mendukung calon incumbent.
"Komunikasi politik dan lobi-lobi politik masih terbuka. Dinamika politik, pasti berubah-ubah. Makanya, parpol di Sumut masih wait and see, melihat dukungan calon gubsu yang bakal maju," katanya.
Anang memprediksi, dinamika politik akan terjadi dalam menetapkan cagubsu pada detik-detik terakhir. Tak heran, jika parpol besar mengambil sikap politik yang demikian. Ini disebabkan, karena Pilkada Sumut merupakan barometer politik Indonesia.
Anang yang juga Dosen Pascasarjana UIN-SU ini mengatakan, meski seorang calon sudah ditetapkan pencalonannya oleh partai di tingkat propinsi, tetapi tidak otomatis DPP partai tersebut mengusung calon tersebut.
"Yang tidak mendaftarkan pun di partai, dapat dicalonkan DPP. Inilah dinamika politik, yang menentukan akhirnya bukan wilayah, tetapi DPP partai," katanya. **
0 comments:
Post a Comment