MEDAN - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan Dr Anang Anas Azhar MA menyarankan Partai Gerindra sebaiknya mencari capres alternatif menggantikan Prabowo Subianto.
"Fakta ini dibuktikan lewat sejumlah lembaga survei, elektabilitas Prabowo mengalami penurunan menjelang pilpres 2019. Meski politisi Gerindra membantahnya, saya kira hal ini hanya permainan komunikasi politik saja, agar Prabowo tetap dicapreskan. Kalau Gerindra mau besar, saya kira carilah capres alternatif, bisa diambil dari kader atau luar kader," kata Anang Anas Azhar, di Medan, Selasa (24/4).
Anang yang juga dosen Pascasarjana UINSU ini menegaskan, Gerindra tidak perlu memaksakan diri tetap mencapreskan Prabowo Subianto. Alternatif yang patut dikejar partai besukan Prabowo itu mengganti sosok Prabowo dengan figur lain.
"Satu sisi memang, ketika Prabowo dicapreskan popularitas dan elektbilitas Gerindra persentasenya bisa bertahan. Tapi, kalau bertarung head to head dengan Joko Widodo, dipastikan bisa kalah kembali," kata Anang.
Sejumlah lembaga survei kata Anang, menempatkan capres favorit di hati rakyat setelah Joko Widodo adalah Prabowo Subianto. Namun, lanjut dia, selisihnya sangat jauh antara Joko Widodo dengan Prabowo. Jokowi merupakan capres pilihan rakyat dengan mengungguli Prabowo sekitar 58%,. Sedangkan Prabowo hanya 14,1%.
Capres altenatif menurut Anang, Gerindra tidak terlalu memaksakan diri untuk mendorong kadernya selain Prabowo. Figur-figur lainnya juga harus dipertimbangkan. Jika Gerinda tidak memunculkan sosok baru, lalu kapan lagi. "Saya kira, sudah saatnya sosok baru ditampilkan," katanya.
Di sisi lain, perolehan angka Joko Widodo meningkat dibanding survei 6 bulan lalu yang berada di angka 46,3%. Sedangkan elektabilitas Prabowo menurun cukup banyak. Enam bulan lalu, elektabilitas Ketum Partai Gerindra itu berada di angka 18,2 persen, tapi sekarang berada pada angka 14,1%.**
"Satu sisi memang, ketika Prabowo dicapreskan popularitas dan elektbilitas Gerindra persentasenya bisa bertahan. Tapi, kalau bertarung head to head dengan Joko Widodo, dipastikan bisa kalah kembali," kata Anang.
Sejumlah lembaga survei kata Anang, menempatkan capres favorit di hati rakyat setelah Joko Widodo adalah Prabowo Subianto. Namun, lanjut dia, selisihnya sangat jauh antara Joko Widodo dengan Prabowo. Jokowi merupakan capres pilihan rakyat dengan mengungguli Prabowo sekitar 58%,. Sedangkan Prabowo hanya 14,1%.
Capres altenatif menurut Anang, Gerindra tidak terlalu memaksakan diri untuk mendorong kadernya selain Prabowo. Figur-figur lainnya juga harus dipertimbangkan. Jika Gerinda tidak memunculkan sosok baru, lalu kapan lagi. "Saya kira, sudah saatnya sosok baru ditampilkan," katanya.
Di sisi lain, perolehan angka Joko Widodo meningkat dibanding survei 6 bulan lalu yang berada di angka 46,3%. Sedangkan elektabilitas Prabowo menurun cukup banyak. Enam bulan lalu, elektabilitas Ketum Partai Gerindra itu berada di angka 18,2 persen, tapi sekarang berada pada angka 14,1%.**
0 comments:
Post a Comment